Selasa, 08 Januari 2013

artikel pendidikan dalam keluarga


PENDIDIKAN DALAM KELUARGA SEBAGAI PONDASI KEPRIBADIAN ANAK

A.    Hakikat Pendidikan Keluarga

Pendidikan pada dasarnya sebagai upaya efektif dalam mengembangkan potensi setiap individu agar berkembang sesuai fitrahnya. Proses ini berlangsung secara kontinu sejak manusia itu lahir hingga menjelang akhir hayatnya. Proses pelaksanaan pendidikan yang pertama kalinya berlangsung dalam lingkungan keluarga. Karena secara kodrati, keluarga merupakan basis penentu dalam pengembangan pendidikan anak pada masa depan. Keluarga sebagai inti terkecil dari sistem kemasyarakatan, yang terdiri dari ayah, ibu, anak atau anggota keluarga lainnya senantiasa mengalami interaksi satu sama lainnya.

     Pendidikan dalam keluarga adalah sebagai pendidikan pertama dan utama, karena pendidikan yang berlangsung dalam keluarga merupakan basis pembentukan anak yang berkualitas dan bermoral, sesuai dengan harapan yang didambakan orang tua. Orang tua harus dapat meningkatkan kualitas anak dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dan akhlak yang mulia disertai dengan ilmu pengetahuan agar dapat tumbuh manusia yang mengetahui kewajiban dan hak-haknya. Jadi, tugas orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara adanya makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga mendidik dan memeliharanya.

Nasikh Ulwan dalam bukunya “Tarbiyah Al-Aulad Fi-Al Islam”, sebagaimana dikutip oleh Heri Noer Aly, merincikan bidang-bidang pendidikan anak sebagai berikut :

a.       Pendidikan Keimanan, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan tauhid kepada Allah dan kecintaannya kepada Rasul-Nya.
b.      Pendidikan Akhlak, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan dan membiasakan kepada anak-anak sifat terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat tercela.
c.       Pendidikan Jasmaniah, dilakukan dengan memeperhatikan gizi anak dan mengajarkannya cara-cara hidup sehat.
d.      Pendidikan Intelektual, dengan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak dan memberi kesempatan untuk menuntut mencapai tujuan pendidikan anak.

Secara garis besar pendidikan dalam keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a.       Pembinaan Akidah dan Akhlak
Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembiasaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.

b.      Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Mujadilah ayat
Artinya :”Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu diantara kalian”.

c.       Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai dari pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relatif masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak ini agar terbiasa berperilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.

B.     Arti dan Tujuan Pendidikan Keluarga
Ø  Arti pendidikan keluarga
Yang dimaksud dengan Pendidikan Keluarga adalah pendidikan yang harus dilaksanakan dalam keluarga oleh orang tua kepada dirinya sendiri, anggota keluarga yang lain dan kepada anak-anaknya. Pendidikan keluarga dapat diartikan sebagai tindakan dan upaya yang dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik utama dalam bentuk bantuan, bimbingan, penyuluhan dan pengajaran kepada dirinya sendiri, anggota keluarga lain dan kepada anak-anaknya, sesuai dengan potensi mereka masing-masing, dengan jalan memberikan pengaruh baik melalui pergaulan antar mereka. Sehingga anggota keluarga dan anak yang bersangkutan kelak dapat hidup mandiri yang bertanggung jawab dan ia dapat dipertanggung jawabkan dalam lingkungan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berlaku dan agama yang dianutnya.

Ø  Tujuan pendidikan keluarga
Usaha pendidikan selalu bertujuan dalam lingkup kehidupan yang bernilai dan bermakna dalam kerangka sesuatu yang “ideal” atau “maksimal” sesuai dengan kemampuan anggota keluarga termasuk anak dalam keluarga itu. Dalam tujuan pendidikan biasanya terkandung tiga aspek kehidupan manusia dalam kaitannnya dengan kehidupan di dalam lingkungan masyarakatnya, yaitu aspek kehidupan pribadi, sosial dan moral.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang menjadi tujuan pendidikan dalam keluarga, ialah “Anak dan anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya untuk menjadi seseorang yang mandiri dalam masyarakatnya dan dapat menjadi insan produktif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya itu. Kemudian setiap anggota keluarga berkembang menjadi orang dewasa yang mengerti tindak budaya bangsanya dan menjadi seorang yang bertaqwa sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.


C.    Tugas dan Peranan Orang Tua dalam Keluarga

Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut :

a.       Melahirkan
b.      Mengasuh
c.       Membesarkan
d.      Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Di samping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 46 :
Artinya :”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah yang kekal lagi sholeh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.

Beberapa hal yang perlu diberikan orang tua terhadap anaknya, adalah sebagai berikut :

a.       Respek dan kebebasan pribadi
b.      Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik
c.       Hargai kemandiriannya
d.      Diskusikan tentang berbagai masalah
e.       Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian
f.       Anak-anak lain perlu dimengerti
g.      Beri contoh perkawinan yang bahagia

Seorang anak sangat memerlukan bimbingan kedua orang tuanya dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ada pada diri anak tersebut. Dalam rangka menggali potensi dan mengembangkan bakat dalam diri anak maka seorang anak memerlukan pendidikan sejak dini

Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan, “Orang tua perlu menciptakan lingkungan rumah atau keluarga yang serasi, selaras, dan seimbang dengan kehadiran anak-anak berbakat. Disamping itu perlu menyiapkan sarana lingkungan fisik yang memungkinkan anak mengembangkan bakatnya. Perlu sikap demokrasi juga dalam memberikan banyak larangan, dirangsang untuk menjadi mandiri dan percaya diri.”

Tugas-tugas serta peran yang harus dilakukan orang tua tidaklah  mudah, salah satu tugas dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa pengetahuan tentang pendidikan.

Sebagai penanggung jawab pendidikan dalam keluarga yang pertama dan utama adalah orang tua. Adapun fungsi keluarga secara ilmu menurut ST. Vebrianto sebagaimana dikutip oleh M. Alisuf Sabriialah sebagai berikut:

a.       Fungsi Biologis, keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara biologis anak berasal dari orang tuanya.
b.      Fungsi Afeksi, keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman).
c.       Fungsi Sosial, fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi sosial dalam keluarga anak, mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam keluarga anak, masyarakat dan rangka pengembangan kepribadiannya.
d.      Fungsi Pendidikan, keluarga sejak dulu merupakan institusi pendidikandalam keluarga dan merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial di masyarakat, sekarang pun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak.
e.       Fungsi Rekreasi, keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.
f.       Fungsi Keagamaan, merupakan pusat pendidikan upacara dan ibadah agama, fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak.
g.      Fungsi Perlindungan, keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi anak baik fisik maupun sosialnya.

D.    Keluarga dan Proses Sosialisasi

Sebagaimana diketahui bahwa keluarga adalah sosial terkecil dan dari sinilah proses pewarisan aspek-aspek sosial terjadi. Justru itu peranan keluarga dalam proses sosialisasi menjadi penting.

1.      Pengenalan dan Pengembangan Sikap Sosial Awal

Kemampuan mengadakan kontak sosial dan bermasyarakat tumbuh sejak masa kanak-kanak yakni melalui hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya yang kemudian berkembang melalui pergaulannya dengan anak-anak di sekitar. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi proses pertumbuhan sikap sosial dan kemampuan hubungan sosial anak. Dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang diperoleh di lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas. Dalam hubungan sosial tersebut anak akan memahami tentang bagaimana menghargai orang lain, mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami bahwa kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain.

2.      Belajar Memegang Peran

Di dalam keluarga berlangsung sosialisasi mengenai berbagai status dan peran yang dapat dimainkan oleh anak didik dalam masyarakat. Semua kedudukan dalam masyarakat membawa kepada peran dan status tertentu. Jadi dalam hal ini “keluarga” sebagai masyarakat terkecil perlu membentuk dan memelihara “jembatan” yang menghubungkan dengan masyarakat luas.

Anak laki-laki secara alamiah cenderung lebih memperhatikan peran ayah, sedangkan anak perempuan lebih memperhatikan peran ibunya. Peran ayah bukan saja di sekitar keluarga tetapi masih banyak peran di luar keluarga seperti berbagai peran pada lembaga sosial yang juga tidak luput dari perhatian anak-anaknya. Oleh karena itu pada saat-saat tertentu anak didorong untuk ambil bagian dalam tugas-tugas sosial terutama yang berkaitan langsung dengan masalah anak atau remaja. Latihan memegang peran dalam kegiatan kelompoknya akan membantu keberhasilan di masyarakat yang lebih luas.

3.      Bimbingan Awal Kepribadian

Keluarga tempat berlangsungnya sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila dan makhluk keagamaan. Pengalaman hidup bersama di dalam keluarga akan memberi andil yang besar bagi pembentukan kepribadian anak. Apakah anak akan berkepribadian lemah tergantung dari latar belakang pengalaman di lingkungan keluarga.

Menurut sementara teori, kepribadian seseorang terbentuk se­bagai pengaruh dari warisan biologis, lingkungan pisik dan ling­kungan budaya, tetapi tetap diakui bahwa lingkungan budaya jauh lebih dominan dari yang lainnya. Faktor pengalaman dan akomulasi pengetahuan seseorang adalah unsur pokok bagi pembentukan ke­pribadian seseorang.
Pengaruh keluarga terhadap kepribadian anak itu besar, mes­kipun dalam ukuran yang relatif.
Dapat disimpulkan bahwa pengalaman yang dilalui anak di lingkungan keluarga berpengaruh terhadap kepribadiannya. Oleh sebab itu situasi rumah tangga diusahakan agar menopang terbentuknya kepribadian yang baik yakni kepribadian muslim.
E.     Pendekatan dan Strategi Pendidikan Karakter/Kepribadian di dalam Keluarga

Dalam konteks pendidikan Islam, sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter karena pendidikan Islam adalah tumbuh dan berkembangnya nilai ilahiyah dalam diri anak, yakni nilai ilahiyah imaniah, ubudiyah dan muamalah. Kesemua nilai ilahiyah tersebut akan membentuk sifat-sifat pribadi atau pengalaman batin yang arah perilaku yang positif.

Ada beberapa strategi dalam pendidikan keluarga untuk membentuk karakter anak, antara lain :

1)      Strategi keteladan orang dewasa di rumah tangga, bagaimana sifat-sifat mulia seperti ; kejujuran, amanah, tablig dan fatanah terus dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari bersama anak-anak. Berbagai sifat-sifat terpuji penumbuhannya harus dimulai semenjak dini yakni mulai dari rumah tangga atau keluarga. Untuk itulah pendidikan keluarga sangat berperan penting. Sifat amanah atau kepercayaan, penghormatan, tanggung jawab, kejujuran, keberanian, keterbukaan, penuh perhatian, integritas, rajin dan kenegarawanan akan tumbuh dan berkembang bila ditanamkan semenjak masa kanak-kanak.

2)      Strategi pembiasaan, pembiasaan berperilaku yang baik dan adab sopan santun adalah bagian terpenting dalam pendidikan. Oleh sebab itu anggota keluarga terutama yang sudah dewasa harus sudah terbiasa dengan perilaku yang positif. Penghargaan kepada anak yang jujur harus diberikan. Anak yang jujur meskipun memperoleh nilai sekolah rendah lebih berharga daripada anak yang bohong meskipun nilainya tinggi. Keberanian untuk jujur perlu pembiasaan.


3)      Strategi pengajaran, yakni memberikan petunjuk kepada anak mengenai sesuatu yang baik yang harus dihayati dan diamalkan dalam perilaku sehari-hari, serta menunjukkan sesuatu yang tidak baik atau tidak benar yang harus dijauhi. Informasi dan nasihat perlu diberikan terus menerus kepada anak.








5 komentar:

  1. sungguh sangat bernafaat . trimakasih atas ilmu yang sdh di sampaiakan di sini.

    BalasHapus
  2. Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat ...................



    bisnistiket.co.id

    BalasHapus
  3. Terimakasih dengan membaca ini cukup membantu dalam menemukan inspirasi, untuk memenuhi tugas kuliah

    BalasHapus
  4. Terimakasih dengan membaca ini cukup membantu dalam menemukan inspirasi, untuk memenuhi tugas kuliah

    BalasHapus